OPINI, PRAMUKANEWS — Rapat pengurus Asia Pacific Scout Committee di Kaohsiung, Taiwan (25-27 Apr 2025) tidak dihadiri satupun perwakilan dari Gerakan Pramuka Indonesia. Komite Asia Pacific Regional (APR) adalah bagian dari World Organization of the Scout Movement (WOSM) yang bertugas mengelola dan mendukung kepramukaan di wilayah Asia-Pasifik.
Pengurus yang tiba di Kaohsiung bertanya-tanya mengenai ketidakhadiran utusan Indonesia. Ketua Komite APR saat ini adalah Mr Dale Corvera, dari Filipina. Pada periode sebelumnya, ketuanya adalah Kak Ahmad Rusdi, dari Indonesia. Pengurus Komite dipilih pada forum APR Scout Conference yang diadakan setiap tiga tahun sekali.
Ada beberapa kakak anggota Gerakan Pramuka yang menjadi pengurus di Komite dan Subkomite APR. Mereka diusulkan oleh Kwarnas untuk menjadi pengurus. Mereka tidak mendapat honor dari APR dan harus membiayai sendiri perjalanannya ke luar negeri.
Pada era Kak Azrul Azwar sebagai ketua Kwarnas (2003-2013), Kwarnas mendukung biaya perjalanan dinas pengurus APR yang mengikuti rapat atau kegiatan APR/WOSM. Ada juga pengurus yang sepenuhnya mengeluarkan uang pribadinya.
Jika Kwarnas memberi dukungan, hal ini masuk akal karena mereka membawa nama baik Gerakan Pramuka di forum Asia Pasifik dan dunia. Saat ini, ada 57 juta pramuka di seluruh dunia dimana 37 juta berasal dari kawasan Asia Pasifik. Dari 37 juta anggota tersebut, sekitar 20 jutaan dari Indonesia. Jadi peran Gerakan Pramuka sangat penting dalam kancah dunia dan kawasan Asia Pasifik.
Tidak adanya perwakilan Indonesia dalam rapat pengurus Pramuka Asia Pasifik di Kaohsiung, Taiwan, menimbulkan tanda tanya. Apakah keuangan Kwarnas sedang kosong? Atau Kwarnas ikut-ikutan program efisiensi anggaran dari pemerintah. Atau memang, partisipasi Gerakan Pramuka di kancah global tidak lagi dianggap penting oleh kepemimpinan Kwarnas periode 2023-2028?
Pertanyaan ini muncul karena Kwarnas membatalkan keikutsertaan Gerakan Pramuka dalam kegiatan 16th World Scout Moot 2025 di Portugal yang rencanya diadakan pada 25 Juli—3 Agustus 2025. Ini kegiatan jambore-nya pramuka penegak (usia 16-20 tahun)/pandega (21-26 tahun) yang berlangsung setiap 4 tahun sekali. World Scout Moot berikutnya akan diadakan di Taiwan pada 2029.
Sejak tahun lalu, Kwarnas mengirim surat edaran ke Kwarda-kwarda perihal kegiatan di Portugal tersebut. Bagi anggota dewasa, mereka bisa menjadi relawan panitia atau lnternational Service Team (IST).
Seperti Jambore Dunia dan kegiatan internasional lainnya, Kwarnas menyerahkan kepada Kwarda dan orang tua peserta untuk membiayai kegiatan tersebut. Selama ini Kwarnas pelit untuk mengeluarkan anggarannya, padahal kegiatan di mancanegara ini bermanfaat bagi peserta didik penggalang, penegak dan pandega serta pembina.
Website Kwarnas (www.pramuka.id) memberitakan bahwa Kwarda Aceh mengadakan seleksi dan memilih 18 penegak/pandega (putera dan puteri) untuk berangkat ke Portugal. Selain itu, ada 4 orang dewasa yang menjadi IST. Kwarda Jawa Tengah dan Kwarda Jawa Barat, masing-masing mengirim satu orang peserta.
Para peserta dan IST dari tiga Kwarda itu telah membayar biaya perjalanan dan fee kepada Kwarnas. Sayang, beberapa hari lalu, seorang pimpinan Kwarnas mengambil keputusan untuk membatalkan keikutsertaan Indonesia dalam ajang World Scout Moot di Portugal.
Alasannya adalah pengiriman kontingan Gerakan Pramuka ke luar negeri tidak sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto mengenai efisiensi anggaran. Pimpinan ini memang dikenal anti-kritik, memberhentikan pengurus dengan seenaknya dan kurang memiliki jiwa kepramukaan.
Keputusan sepihak itu diambil tanpa meminta pendapat dari pimpinan Kwarda dan kakak-kakak Andalan Nasional. Padahal Kwarnas tidak mengeluarkan uang sepeserpun untuk mengirim kontingan Gerakan Pramuka ke Portugal. Akibat keputusan tersebut, Kwarnas harus mengembalikan uang yang telah disetor tiga Kwarda.
Adik-adik pramuka sangat kecewa karena telah lama menyiapkan diri di Gudep dan kwartirnya. Impian adik-adik penegak dan pandega mengikuti World Scout Moot di Portugal kandas oleh sikap otoriter dan pikiran sempit orang dewasa yang kebetulan dipercaya sebagai pimpinan Gerakan Pramuka.
Untuk diketahui, Gerakan Pramuka bukan bagian dari organ pemerintah (baik itu kementrian, lembaga atau dinas di pemerintah daerah). Dana APBN untuk Kwarnas yang nilainya hanya Rp 7 miliar/tahun itu adalah hibah yang juga diterima organisasi lainnya, seperti PMR, KNPI, Karang Taruna dan organisasi kemasyarakatan lainnya.
Tahun ini, dana hibah untuk Kwarnas kabarnya hanya Rp 1 miliar. Ini menandakan Kwarnas tidak dianggap penting atau strategis oleh pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pemuda dan Olahraga.
Jadi larangan mengikuti kegiatan pramuka di luar negeri yang dikaitkan dengan efisiensi anggaran pemerintah, sebenarnya hanya dalih saja dari salah kelola dan tidak amanahnya oknum pimpinan pramuka di Gambir.
Sejatinya, Kwarnas Gerakan Pramuka kaya akan aset dan unit-unit usaha yang diberikan pemerintah di era Presiden Soeharto dan Ibu Tien Soeharto (Wakil Ketua Kwarnas bidang Keuangan) dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang menjadi Ketua Kwarnas di tahun 1970-an.
Ada PT Madu Pramuka yang memproduksi madu bermerek Pramuka. Perusahaan ini pernah menjadi market leader dan pendorong utama berdirinya Asosiasi Perlebahan Indonesia. Mereka memiliki lahan kebun madu di Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Kemudian ada juga PT Molino Pramuka yang mengelola SPBU terpadu di Cibubur (termasuk sewa lahan untuk restoran McDonald, Pizza Hut dan lainnya). Perusahaan yang merupakan sumbangan pribadi Sri Sultan Hamengku Buwono IX ini memiliki lahan seluas 1,5 hektar yang disewakan di Jalan Raya Bogor, Jakarta Timur.
PT Molino mengelola kawasan Bumi Perkemahan Cibubur yang disewakan kepada masyarakat untuk berkemah dan berbagai macam acara. Di dalamnya ada Restoran Gubuk Udang, tempat latihan golf, Graha Wisata, dan tempat pemancingan. Di Cibubur ini terdapat lapangan terbang pesawat ringan yang disewakan kepada satu perusahaan swasta untuk perbaikan pesawat dan lainnya.
Di Taman Rekreasi Wiladatika (Taman Bunga Cibubur–seberang Bumi Perkemahan), Kwarnas memiliki lahan yang disewakan untuk banyak kegiatan outdoor, pertemuan atau hajatan. Seperti Gedung Pandan Sari, Gedung Puspita Sari, Gedung Sarbini, sejumlah wisma, hostel, kolam renang dan sarana olah raga.
Di Jalan Jambore-Pusdika, ada sejumlah restoran, toko yang menyewa lahan milik Kwarnas. Rumah makan ini selalu ramai oleh pengunjung. Begitu juga dengan Indomaret dan kafe-nya. Kwarnas juga memiliki PT Bahtera yang mengelola seragam pramuka bagi jutaan anggotanya.
Sejak tahun 2023, Kwarnas memiliki secara penuh Gedung Pramuka di Gambir, Jakarta Pusat setinggi 17 lantai. Sebelumnya, gedung tersebut dikelola BOT oleh Pertamina, sesuai perjanjian yang diteken tahun 1990-an. Pertamina telah keluar dari gedung tersebut. Sudah dua tahun ini, ada beberapa lantai gedung yang disewa oleh salah satu lembaga pemerintah dan Sekretariat Negara.
Apakah keuntungan dari puluhan perusahaan dan unit usaha itu tidak dapat mendukung sebagian biaya perjalanan pengurus APR/WOSM dari Indonesia. Atau untuk membiayai pimpinan kontingan Indonesia pada 16th World Scout Moot 2025 di Portugal atau kegiatan internasional lainnya? Mereka itu menjadi duta bangsa dan bakal membawa nama baik Gerakan Pramuka serta Indonesia.
Semestinya, keuntungan dari unit usaha itu dimanfaatkan untuk pembinaan peserta didik dan penguatan kapasitas Kwarda-Kwarcab-Kwarran, termasuk Pusdiklat. Pengiriman ke luar negeri ini bagian dari upaya agar adik-adik pramuka memiliki wawasan global dan setelah dewasa dapat berkiprah di pentas dunia.
Jadi, kemana mengalirnya keuntungan unit-usaha di Kwarnas selama ini? Pimpinan Kwarda, Kwarcab, para pelatih dan tokoh-tokoh Gerakan Pramuka perlu mengkritisi kebijakan dan semrawutnya tata kelola organisasi di Gambir.
Bahwa keikutsertaan adik-adik dan pembina junior dalam forum internasional adalah bagian dari pendidikan kepramukaan. Mereka adalah kader untuk menjadi pembina, pelatih dan pengurus (andalan) serta pimpinan Gerakan Pramuka di kemudian hari.
__
Untung Widyanto, mantan Andalan Nasional