JAKARTA — Tidak diwajibkannya ekstrakurikuler kepramukaan melalui Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 12 Tahun 2024 bukan berarti melemahkan pembinaan generasi pramuka melalui Gerakan Pramuka.
Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka bersama dengan Kwartir Daerah (Kwarda) se-Indonesia dalam forum Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kamis, 25 April 2024 justru membuat pernyataan sikap meminta peraturan tersebut direvisi.
Ajakan kepada perwakilan Kwarda se-Indonesia ini dinilai sebuah hal yang kurang pas, karena seharusnya seluruh jajaran kwartir gerakan pramuka melakukan introspeksi atas pembinaan yang dilakukan selama ini.
Ujung tombak pendidikan kepramukaan tentunya adalah di Gugusdepan. Memperhatikan adanya klausul dari ekstrakurikuler wajib menjadi tidak wajib, bukan berarti melemahkan pendidikan karakter.
Jika dipahami secara pola pembinaan atau kegiatan, tentu seharusnya Kwarnas dan Kwartir lainnya fokus pada inovasi dan kreativitas dalam pendidikan kepramukaan, bukan pada wajibnya ekstrakurikuler ini.
Pembinaan Karakter memang salah satu tujuan utama dari Gerakan Pramuka. Namun, bukan berarti semua orang wajib ikut ekstrakurikuler kepramukaan. Bisa saja perlu kajian khusus agar pemaknaan wajibnya ekstrakurikuler kepramukaan ini bukan menjadi fokus isu.
Adanya inovasi dan kreativitas dalam berkegiatan kepramukaan, didasarkan pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka dan Anggaran Dasar serta Anggaran Rumah Tangga, sudah sangat jelas bahwa keanggotaan Gerakan Pramuka bersifat sukarela.
Jika arah yang ingin dicapai adalah membentuk kader-kader bangsa yang berkarakter, yang diwajibkan bukan kepramukaannya, namun nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Anggota Gerakan Pramuka tentu mereka yang secara tulus, ikhlas, dan berdedikasi siap untuk mengabdi.
Misalnya juga Kwartir bisa melakukan pengoptimalan kegiatan-kegiatan untuk menyiapkan pada pembina dan pelatih yang lebih berwawasan kuat pada perkembangan zaman, inovatif, kreatif, serta mempunyai kompetensi lain yang dibutuhkan oleh generasi saat ini.
Semakin inovatif Gerakan Pramuka, semakin kreatif para pelatih dan pembina, semakin kekinian kegiatan yang dilakukan, akan menjadi kunci Gerakan Pramuka bisa diminati tanpa harus memaksa peserta didik wajib ikut serta, yang belum tentu mereka ikhlas dan tulus menjalaninya.