PRAMUKANEWS.ID — Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Rejang Lebong melalui Gerakan Pramuka Gugus Depan (Gudep) Puspa Indah mengadakan simulasi penanggulangan bencana sebagai langkah preventif menghadapi potensi gempa megathrust yang tengah menjadi perhatian publik.
Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu (24/08) ini merupakan respons terhadap informasi yang viral di media sosial mengenai ancaman gempa berkekuatan besar, yang diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan magnitudo mencapai 8,7.
Kegiatan ini melibatkan seluruh anggota Pramuka MIN 1 Rejang Lebong dan bertujuan untuk meningkatkan kesiagaan serta pemahaman mereka mengenai bencana alam, khususnya gempa bumi.
Ari Junindo, S.Pd., selaku pelatih Pramuka, mengungkapkan bahwa pelaksanaan simulasi ini dirancang untuk memberikan edukasi yang mendalam kepada para peserta tentang cara menghadapi situasi darurat akibat gempa bumi.
“Kegiatan ini diadakan untuk mengedukasi dan meningkatkan kesiagaan seluruh peserta terhadap ancaman bencana, terutama gempa bumi. Kami ingin memastikan bahwa siswa-siswi memiliki pengetahuan yang cukup untuk melindungi diri mereka sendiri serta membantu orang lain saat bencana terjadi,” ujarnya.
Simulasi penanggulangan bencana ini terdiri dari dua bagian utama: pemberian materi edukasi dan praktek simulasi tindakan darurat. Dalam sesi edukasi, para siswa diperkenalkan dengan karakteristik gempa, potensi dampaknya, dan langkah-langkah mitigasi yang perlu diambil sebelum, selama, dan setelah gempa terjadi. Materi ini disampaikan dengan harapan bahwa siswa-siswi dapat memahami risiko dan mempersiapkan diri dengan baik.
Sesi praktek simulasi diadakan di lapangan madrasah, di mana siswa-siswi berlatih cara evakuasi darurat yang benar. Mereka diajarkan teknik berlindung, memilih rute evakuasi yang aman, serta bagaimana memberikan bantuan kepada teman atau anggota keluarga yang membutuhkan saat terjadi gempa. Latihan ini dirancang agar para siswa memiliki kesiapan mental dan fisik dalam menghadapi bencana, sehingga mereka dapat bertindak cepat dan tepat saat kondisi darurat terjadi.
Kepala MIN 1 Rejang Lebong, Mufidatul Chairi, S.Ag., M.Pd.I, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah nyata yang diambil oleh madrasah sebagai tanggapan terhadap situasi darurat yang mungkin terjadi di wilayah tersebut.
“Simulasi ini adalah bentuk kesiapsiagaan kami dalam menghadapi risiko gempa bumi. Tujuan utama dari pelatihan ini adalah untuk memastikan bahwa siswa-siswi MIN 1 Rejang Lebong siap menghadapi segala kemungkinan yang dapat terjadi. Ilmu yang mereka peroleh melalui kegiatan Pramuka ini diharapkan dapat mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah maupun di masyarakat,” ungkap Mufidatul.
Mengingat bahwa pelatihan ini masih dilakukan dalam lingkup sederhana, Mufidatul Chairi berharap pihak terkait, khususnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rejang Lebong, dapat memberikan pelatihan serupa kepada seluruh warga madrasah.
“Kami berharap BPBD dapat membantu kami dengan memberikan pelatihan yang lebih komprehensif kepada seluruh warga madrasah, agar kesiagaan terhadap bencana alam semakin meningkat,” tambahnya.
Dengan kegiatan ini, MIN 1 Rejang Lebong menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan literasi bencana di kalangan siswa dan berperan aktif dalam mempersiapkan generasi muda yang tangguh menghadapi bencana.
Simulasi ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi lembaga pendidikan lainnya dalam memprioritaskan keselamatan dan kesiapsiagaan terhadap bencana.
thanks for info.